Latest News

Friday, 20 June 2014

APAKAH QTA BISA MERAMAL MASA DEPAN QTA SENDIRI ?

 
APAKAH QTA BISA MERAMAL MASA DEPAN QTA SENDIRI ? 

 Tak perlu paranormal atau dukun, Anda bisa kok meramal sendiri masa yang akan datang....

Pernahkah Anda bertanya, apa tujuan Tuhan menciptakan usus buntu? Ternyata usus inilah yang menjadi hunian aman bagi bakteri baik ketika seseorang terkena diare. Saat semua isi perut terkuras habis, maka dalam usus inilah, para bakteri tersebut bernaung agar tetap bisa bertahan dan tidak ikut keluar dari tubuh, semua itu demi menyelamatkan sistem cerna orang itu sendiri.

Jadi jika ada maksud khusus bagi usus buntu , yang sepele dan kerap disangka tak berguna, maka pasti ada tujuan untuk setiap hal yang kita alami di dunia ini.

Ada tujuan mengapa kita lahir...
Ada tujuan mengapa kita dibesarkan di keluarga A, dan bukan keluarga B...
Ada tujuan mengapa kita harus diolok-olok...
Ada tujuan mengapa kita mesti mengalami pedihnya diabaikan orang lain...
Ada tujuan mengapa kita harus bekerja keras hingga malam hari...
Ada tujuan mengapa kita sampai bisa ditipu oleh teman sendiri...
Ada tujuan mengapa kita harus patah hati dan putus dengan si dia...

Coba Anda lanjutkan sendiri kalimat-kalimat tadi, untuk setiap perkara yang terpikirkan oleh benak Anda. Sebab selalu ada tujuan untuk semua itu. Tak pernah sebuah keadaan terjadi tanpa ada tujuan di baliknya. Tak pernah ada kejadian yang tak memiliki hikmah di dalamnya. Hal ini dikarenakan Tuhan Sang Pencipta bukanlah Tuhan yang sembarangan dalam mencipta. Ia membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing.

Dengan mencari tahu dan memahami tujuan serta hikmah di balik setiap peristiwa, maka kita akan lebih mudah membaca lembar-lembar buku kisah kehidupan diri sendiri.

Siapa tahu olokan itu justru membuat kita lebih terpacu untuk menjadi orang yang lebih baik lagi?
Siapa tahu putus dengan si A malah memberi kita kesempatan untuk bertemu dengan si B yang jauh lebih baik?
Siapa tahu keluarga C tak seharmonis kelihatannya?
Siapa tahu diabaikan membuat kita belajar untuk tidak turut mengabaikan orang lain?

....dan seterusnya.....

RENUNGAN :
Kini, setelah merenungkan itu semua, Anda hanya tinggal melihat hasilnya saja. Apa yang berhasil dibentuk oleh masa lalu Anda, itulah masa yang sekarang Anda jalani. Dan, masa depan akan lahir akibat keputusan masa kini. Mudah bukan, kini siapa coba yang berani bilang Anda bahwa butuh peramal?

SUMBER: KapanLagi.com


INTERVIEW WITH GOD

 

INTERVIEW WITH GOD 

 “Selamat pagi, ya Tuhanku,” aku berseru kepada Tuhan seraya mengetuk pintu dalam doa.
“Silakan masuk,” sambut Tuhan.
“Jadi kamu ingin mewawancari Aku?” lanjutNya.

“Kalau Tuhan ada waktu,” sahutku.
Sambil tersenyum Tuhan berkata:
“Abadilah waktu bagiKu. Maka Aku ada cukup waktu untuk melakukan apa saja. Pertanyaan-pertanyaan apa yang hendak kauajukan kepadaKu?”

Lalu aku mulai bertanya:
“Apa yang paling mengejutkan Tuhan mengenai bangsa manusia?”

Tuhan menjawab:
“Yang paling mengherankan Aku mengenai bangsa manusia adalah mereka mudah bosan sebagai anak-anak dan mau cepat-cepat menjadi orang dewasa dan kemudian rindu menjadi anak-anak lagi. Mereka merusak kesehatannya dengan mengejar uang dan menghabiskan uang itu untuk pengobatan. Mereka terlalu cemas tentang masa depannya dan melalaikan masa kini sehingga mereka tidak dapat menikmati dengan baik masa sekarang maupun masa depannya. Mereka menjalankan hidup seolah-olah tidak akan mati, tetapi mati seakan-akan tidak pernah hidup.”

Setelah itu tangan Tuhan memegang tanganku, lalu kami berdiam sejenak.
Kemudian aku bertanya kepada Tuhan:
“Pelajaran apa saja yang pantas kami pelajari? Dan selaku Bapa, Tuhan menghendaki apa yang harus dipelajari anak-anakMu?”

Tuhan menjawab:
“Mereka perlu belajar supaya apa yang paling utama dalam hidup, bukanlah apa yang mereka miliki, melainkan siapa yang mereka punya dalam hidupnya. Mereka harus belajar bahwa tidak baik untuk membanding-bandingkan diri dengan orang lain sebab semua orang akan diadili menurut nilai pribadinya, bukan sebagai kelompok perbandingannya. Mereka harus belajar bahwa orang kaya bukanlah orang yang memiliki banyak harta, melainkan orang yang punya secukupnya untuk kebutuhannya.”

“Mereka harus belajar bahwa waktu berapa menit saja perlu untuk menyakiti dan melukai hati orang yang mereka cintai padahal mungkin perlu bertahun-tahun untuk menyembuhkannya.”

“Mereka perlu belajar untuk memaafkan dan mengampuni bahwa sesungguhnya ada banyak orang yang amat mencintai mereka, namun saja tidak tahu bagaimana caranya untuk menyatakan itu dan mengekspresikan perasaannya.”

“Mereka perlu belajar bahwa meskipun uang dianggap bisa membeli segalanya, namun tidak dapat membeli kebahagiaan.”

“Mereka harus belajar bahwa teman yang baik adalah orang yang mengetahui semua termasuk kekurangan-kekurangan mereka, tetapi tetap menyukainya.”

“Akhirnya, mereka harus belajar bahwa tidak cukup mereka menerima pengampunan dari orang lain, melainkan mereka harus mengampuni diri sendiri.”

Setelah itu Tuhan berhenti berbicara, aku pun duduk diam sebentar di situ sambil menikmati saatnya. Lalu aku menyampaikan terima kasih kepada Tuhan atas pertemuan yang indah itu dan juga atas segala berkat yang telah kuperoleh dari Tuhan.

Kemudian Tuhan berkata:
“AnakKu, kamu boleh datang untuk wawancara dengan Aku kapan saja karena Aku tetap siap 24 jam. Tanya apa saja dan Aku akan menjawab. Hanya harus kauingat ini: Orang-orang akan melupakan apa yang kamu katakan atau apa yang kamu perbuat, tetapi mereka tidak akan melupakan apa yang kamu lakukan kepadanya untuk membahagiakan mereka.”

Thursday, 24 April 2014

Memetakan Persoalan Eksploitasi Seksual Remaja






Judul : Perlindungan Anak dan Eksplotasi Seksual
Penulis : Esthi Susanti Hudiono
Penerbit : Yayasan Hotline Surabaya,2014
Tebal: xxv + 520 Halaman
Harga: Rp. 89.000



Terbongkarnya kasus eksploitasi seksual pada remaja dan anak-anak menyisakan banyak pertanyaan.  Bukan sekadar siapa yang menjadi �otak� kejadian tersebut, melainkan juga mengapa kasus-kasus seperti  itu kian banyak ditemukan.
Buku ini mencoba memberikan jawaban pertanyaan di atas. Mengambil contoh-contoh kasus yang terjadi di Surabaya, pembaca dapat melihat bahwa eksploitasi seksual pada remaja merupakan masalah yang sangat kompleks.  Tidak ada penyebab tunggal. Semunya saling terkait.
Jika diamati, ada kesamaan pola dari setiap kasus. Salah satunya adalah latar belakang keluarga yang berantakan karena perceraian orangtua. Hal ini biasanya disusul oleh kondisi ekonomi yang memburuk.
Menghadapi kenyataan itu anak menjadi gamang. Keluarga lain yang menjadi harapan untuk sandaran gagal menyelesaikan persoalan. Akhirnya anak harus menemukan �oase� lain yang dapat memberikan solusi.
Sayangnya �oase� tersebut justru tidak memberikan jalan keluar. Orang yang semula menawarkan bantuan, justru kemudian menjerumuskan remaja ke pusaran eksploitasi seksual. Mereka biasanya adalah kawan dekat, orang yang dikenal di tempat hiburan malam, atau bahkan kekasih korban.
Kisah-kisah tersebut dipaparkan sendiri oleh remaja yang mengalami eksploitasi seksual. Dengan menggunakan teknik sudut penceritaan �orang pertama�,  pembaca seperti mendengar sendiri penuturan para korban.
Hal yang tidak kalah menarik adalah kisah mengenai lembaga swadaya masyarakat yang mencoba untuk mengeluarkan korban eksploitasi seksual dari masalah yang tengah dihadapi. Di buku ini terlihat bahwa kompleksnya persoalan membuat proses itu menjadi sangat sulit.
Sekalipun pun korban berhasil dilepaskan dari tangan mucikari, masalah lain biasanya muncul. Mulai dari sulitnya merehabilitasi korban secara psikologis, lingkungan yang tidak mau menerima keberadaan korban, hingga bayi yang dilahirkan korban akibat eksploitasi seksual.
Menurut Hotline Surabaya, lembaga yang menangani korban eksploitasi seksual remaja,  modus eksploitasi seksual kian beragam. Sistem yang menyerupai multi level marketing, janji untuk dipekerjakan sebagai karyawan restoran, hingga �penjualan� secara online, adalah ragam modus yang kian banyak dijumpai.
Kisah-kisah di atas menjadi lebih tegas karena buku ini juga melampirkan berita-berita dari harian yang terbit di Surabaya mengenai eksploitasi seksual remaja. Ini memperlihatkan bahwa eksploitasi remaja merupakan agenda yang penting untuk diselesaikan.
Buku ini secara rinci juga menegaskan pentingnya kerja sama antar lembaga untuk memberantas human trafficking. Lembaga swadaya masyarakat, kepolisian, masyarakat, dan lembaga pemerintah seharusnya duduk bersama. Dari sini mereka dapat memetakan persoalan dan menemukan formula yang paling efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan demikian, solusi yang didapatkan tidak hanya di hilir, melainkan juga di hulu. ***

Monday, 17 March 2014

Memahami Dunia yang Belum Selesai

dok. komuitasbambu.com
Judul : Berpijak Pada Filsafat (3 Jilid)
Editor: Toety Heraty Noerhadi
Penerbit: Komunitas Bambu, Jakarta, 2013
Harga: Rp. 200.000,-

Begitu banyak persoalan yang terjadi dalam masyarakat. Setiap persoalan tampak kompleks, dan tidak mudah untuk mencari ujung pangkalnya. Semua itu saling tarik-menarik, saling terkoneksi, dan tidak ada yang berdiri sendiri.
Perlu kesabaran untuk dapat melihat persoalan secara detil, komprehensif, dan metodologis. Dengan begitu realitas tampak lebih jelas, lebih benar, sehingga lebih mudah untuk menyelesaikan persoalan yang ada.
Rasanya, filsafat adalah salah satu jalan keluar untuk mencapai hal ini. Filsafat memang bukanlah ilmu praktis yang dengannya kita mudah memecahkan persoalan yang ada. Namun filsafat akan membawa kita untuk �lebih tertib� dalam memandang persoalan. Artinya persoalan dilihat secara logis, dengan mempertimbangkan berbagai premis ataupun asumsi-asumsi secara tepat.
Itulah yang ingin disampaikan oleh buku ini. Buku yang merupakan kumpulan sinopsis disertasi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia ini, adalah sebuah upaya mengajak masyarakat, terutama masyarakat akademis, untuk berpikir secara logis dan kritis. Tanpa daya kritis, realitas yang diamati tidak akan muncul sebagaimana adanya. Sebaliknya, realitas yang muncul adalah palsu, sehingga jika ditawarkan penyelesaian,  itu pun palsu.
Lewat buku ini, pembaca diajak untuk lebih tajam melihat segala hal. Penilaian semena-mena tanpa dasar yang kuat hanya menunjukkan kedangkalan berpikir. Sedangkan realitas di sekitar kita�seperti halnya manusia�sesungguhnya merupakan realitas yang belum selesai.
Berpijak Pada Filsafat sebagai sebuah usaha rekam jejak perjalanan  Program Doktoral Filsafat FIB Universitas Indonesia, boleh saja diacungi jempol. Sebuah perguruan tinggi sudah selayaknya menerbitkan hasil-hasil riset mereka ke publik. Perguruan tinggi harus memiliki kedekatan dengan masyarakat.
Kelebihan buku ini adalah tema yang sangat bervariasi, mulai dari Bioetika, Epistemologis, Filsafat Politik, Filsafat Antropologi, Filsafat Sosial, Estetika. Hal ini menunjukkan betapa luas sebenarnya cakupan kajian filsafat. Ia menyentuh berbagai ilmu yang berkaitan dengan manusia.
Dalam bidang Bioetika misalnya, filsafat mencoba untuk mengkaji dimensi etis penelitian Human embryonic stem cell. Dalam penelitian ini dilakukan penghancuran terhadap embryo untuk tujuan-tujuan terapi penyakit degeneratif. Pertanyaannya, apakah penghancuran embryo tersebut etis? Bukankah dalam perspektif filsafat embrio tidak memiliki status persona.
Membaca  Berpijak Pada Filsafat menyadarkan pembaca bahwa dunia adalah sebuah proses. Karenanya tidak ada yang final dan tidak ada yang mutlak. Semua berubah. Termasuk kita.***